Sebagai seorang wanita muda, tentu berbelanja sudah pasti merupakan aktivitas rutin. Paling tidak, berbelanja ke pusat perbelanjaan. Di sana, barang-barang yang dibeli biasanya barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembilan bahan pokok.
Selain itu, barang yang biasanya dibeli adalah produk kecantikan atau produk kesehatan. Harus diingat bahwa produk kecantikan berbeda dengan produk kesehatan, walau di pasar bebas sekarang ini definisi kedua produk tersebut agak rancu.
Tidak sedikit wanita menghabiskan hampir setengah dari gajinya untuk membeli produk kecantikan. Apalagi jika ada diskon besar (great sale). Tidak sedikit para wanita menghabiskan waktu untuk menghadiri acara semacam ini.
Siapa sih yang tidak mau punya barang bagus dan bermerek dengan harga miring? Wanita yang senang berbelanja malah kadang menyebut aktivitasnya sebagai hobi. Tiada hari tanpa berbelanja. Itulah motonya.
Keinginan untuk berbelanja barang tersebut timbul karena melihat angka potongan harga yang cukup besar. Dari situlah timbul pembelanjaan yang impulsif. Penyesalan pun datang belakangan. Kenapa ya kok malah kita membeli ini-itu yang ternyata produknya tidak bermanfaat? Malah di rumah jadi tidak terpakai?
Jika Anda sebagai wanita memiliki penghasilan yang cukup besar dan berlebih, tak masalah melakukan hobi belanja. Tapi, coba pikirkan jika Anda sebagai wanita membeli produk berdiskon besar tersebut dengan cara berutang? Apalagi secara tidak sadar utang Anda hampir segunung, yang pada akhirnya membawa Anda tidak mampu untuk membayar?
Berbelanja boleh, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak impulsif.
Lihat kondisi keuangan
Jika suatu mal sedang mengadakan diskon besar-besaran, pastikan keuangan Anda cukup untuk produk yang diinginkan. Jika barang yang Anda perlukan memang dibutuhkan, tapi kondisi keuangan belum memungkinkan, gunakan opsi lain misalnya kartu kredit atau pinjaman dana. Namun, pastikan Anda mampu melunasinya kembali.
Menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran
Susun bujet sejak awal jika Anda memang sudah melihat ada tanda-tanda diskon besar akan diselenggarakan. Umumnya, anggarkanlah sekitar 10%-15% penghasilan tiap bulan untuk ditabung. Isi tabungan itu bisa digunakan hanya untuk aktivitas berbelanja Anda.
Luaskan pengetahuan dan ubah pola pikir keuangan
Acara diskon besar-besaran perlu dikunjungi jika memang Anda membutuhkan produk yang Anda nilai perlu. Dalam hal ini adalah kebutuhan, bukan keinginan. Satu hal yang mesti diingat, jangan mengejar suatu produk hanya karena barang tersebut sedang diskon. Meski dikenakan harga murah, jika berbelanja berulang-ulang, tetap saja ‘menipiskan kantong’.
Lihat kebutuhan
Diskon besar di suatu pusat perbelanjaan layak dikunjungi apabila memang ada kebutuhan yang Anda perlukan. Jika tidak ada barang yang Anda perlukan, tapi Anda tetap datang, maka bisa dipastikan isi dompet Anda akan terkuras.
Buat daftar perbelanjaan
Andaikan Anda sudah tahu bahwa pusat perbelanjaan akan mengadakan diskon besar-besaran, pastikan Anda punya daftar apa yang harus dibeli. Di mana kita ingin beli barang-barang tersebut? Mal atau pusat grosir? Kapan kita akan datangi hari diskon besar itu? Daftar ini akan menghemat waktu Anda ketika berbelanja dan bisa fokus terhadap sifat perbelanjaan Anda.
Bawa uang tunai secukupnya
Hal praktis lainnya, coba pergi berbelanja dengan hanya membawa uang tunai dengan jumlah nominal barang yang ingin Anda beli. Coba usahakan jangan membawa uang tunai berlebih. Apalagi membawa kartu debit atau kartu kredit. Mengapa? Ini akan membuat kondisi alam bawah sadar kita untuk berbelanja lebih banyak lagi barang yang dibutuhkan.
Seperti halnya wanita pada umumnya, berbelanja pada saat diskon besar memang tidak bisa dipungkiri. Pada saat diskon besar itulah kita bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari bisa diperoleh, misalnya produk kesehatan atau produk elektronik. Namun ingat, jangan impulsif ya!
Simak juga ulasan tentang tips cerdas membeli barang preloved serta artikel yang membahas tentang apa itu artinya preloved beserta devinisinya.